Monday, June 4, 2012

STRATEGI PENINGKATAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN MELALUI KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI DAN INOVASI TEKNOLOGI (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Konstruksi Swasta Skala Besar di Indonesia)

STRATEGI PENINGKATAN KEUNGGULAN
BERSAING BERKELANJUTAN MELALUI
KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI DAN
INOVASI TEKNOLOGI

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Konstruksi Swasta Skala Besar di
Indonesia)

Nur Farih Hakim, ST
NIM : C4A005213



PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO 
SEMARANG
2006

1
BAB I
 PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak perusahaan-peruahaan berskala besar luar negeri  yang masuk ke Indonesia, dalam hal iniperusahaan jasa konstruksi modal asing bersakala besar. Menurut Badan PembinaKonstruksi dan Investasi (Bapekin) dalam Departemen Pemukiman dan PrasaranaWilayah (Kimpraswil), perusahaan jasa konstruksi dibagi menjadi tiga kelompokberdasarkan kekayaannya, yaitu:
1.  Klasifikasi K (Kecil), Perusahaan jasa konstruksi dengan kekayaan kurang dari 5 milyar rupiah.
2.  Klasifikasi M (Menengah), Perusahaan jasa konstruksi dengan kekayaan mulai 5 milyar rupiah sampai
dengan 10 milyar rupiah.
3.  Klasifikasi B (Besar), Perusahaan jasa konstruksi dengan kekayaan lebih dari 10 milyar rupiah.
Perusahaan jasa konstruksi berskala besar termasuk dalam Klasifikasi B (Besar).
Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan jumlah perusahaan jasa konstruksi Indonesia dan modal asing Klasifikasi B yang berdiri di Indonesia selama tiga tahun
terakhir. Walaupun jumlah perusahaan  jasa konstruksi asing berskala besar
tersebut masih terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah perusahaan jasa
konstruksi Indonesia berskala besar, tetapi kecenderungan ini mengindikasikan
persaingan yang semakin tajam, baik antara perusahaan jasa konstruksi Indonesia
dan asing berskala besar maupun antar perusahaan jasa konstruksi Indonesia
berskala besar sendiri. Berdasarkan fenomena di atas, seharusnya setiap
perusahaan jasa konstruksi Indonesia menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut SCA) agar
dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan global dunia bisnis jasa
konstruksi.

Keunggulan kompetitif berkelanjutan merupakan arah strategi
perusahaan yang bukan merupakan tujuan  akhir, tetapi merupakan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan, yaitu  kinerja perusahaan yang menghasilkan
keuntungan (profit) relatif tinggi (Ferdinand, 2003). Pencapaian SCA dilakukan
dengan diferensiasi melalui inovasi teknologi (Stern & Henderson, 2004). Oleh
karena itu, inovasi teknologi diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
SCA perusahaan jasa konstruksi.

Perusahaan jasa konstruksi tidak dapat lepas dari teknologi. Oleh karena
itu, diperlukan inovasi teknologi untuk  mencapai keunggulan kompetitif yang
tinggi. Inovasi teknologi ini terutama diperlukan bagi perusahaan jasa konstruksi
Klasifikasi B. Sebagai contoh inovasi teknologi pembuatan pilar jalan layang oleh
direktur utama PT Hutama Karya yang terkenal dengan nama Sosrobahu, inovasi
teknologi pondasi bandara Soekarno-Hatta dengan nama Cakar Ayam dan
penggunaan traveller pada pembangunan konstruksi lantai utama (deck) jembatan
panjang. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, inovasi tersebut telah menjadi hal
yang umum. Kecuali Sosrobahu yang merupakan inovasi internal PT Hutama
Karya, hampir seluruh lisensi inovasi teknologi telah diambil alih oleh perusahaan
jasa konstruksi skala besar lain, sehingga  inovasi teknologi tersebut bukan lagi
merupakan diferensiasi dari perusahaan pemilik inovasi. Alih inovasi teknologi ini
baik dikarenakan terlalu sederhananya inovasi teknologi yang dilakukan sehingga
mudah ditiru, maupun dibeli oleh perusahaan jasa konstruksi lain yang lebih besar
untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi innvasi baru. Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan jasa konstruksi skala besar yang mampu menyelenggarakan riset
ilmiah untuk menciptakan inovasi teknologi internal peruahaan yang tidak dapat
diadopsi oleh perushaan lain. Inovasi tersebut harus efisien dan efektif, yaitu
sederhana dan murah (efisien) tetapi berdaya guna optimal (efektif).

Permasalahannya, seberapa jauh inovasi mempengaruhi strategi keunggulan
bersaing berkelanjutan. Permasalahan ini  muncul karena di satu sisi inovasi
dituntut sederhana, tetapi  di sisi lain inovasi juga harus sulit ditiru, yaitu
mengandung derajad kerumitan (kompleksitas) tinggi. 
Menurut Hurley & Hult (1998) dalam Wahyono (2002), perusahaan
dengan kapasitas inovasi besar akan  lebih berhasil dalam merespon lingkungan
(dalam hal ini lingkungan pasar bisnis jasa konstruksi) dan mengembangkan
kemampuan baru yang mendukung strategi keunggulan bersaing berkelanjutan.
Bharadwaj et al. (1993) berpendapat  bahwa inovasi dapat digunakan untuk
memperoleh keunggulan bersaing berkelanjutan yang tinggi. Kemampuan untuk
bisa ditiru (imitability) inovasi akan dihalangi oleh kompleksitas dan jumlah aset
khusus (special assets). Teece (1998) menyatakan bahwa kompleksitas aset-aset
unik yang dikhususkan akan melindungi inovasi dari tindakan peniruan oleh
kompetitor dan meningkatkan nilai (value) produk. Pendapat tersebut didukung
oleh Bharadwaj et al. (1993) yang menyatakan bahwa kompleksitas aset-aset
khusus mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui inovasi, dalam hal ini inovasi teknologi.

Selain inovasi, perusahaan jasa konstruksi tidak bisa lepas dari aplikasi
teknologi informasi (information technology, selanjutnya disebut IT), mulai dari
analisis struktur, penyajian gambar teknik dan artistik, hingga lalu lintas (transfer)
data. Teknologi informasi mempermudah akses informasi dan menjadikan fungsi-
fungsi di dalam organisasi lebih terkait sehingga kapabilitas organisasi meningkat
yang selanjutnya akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan (Holland,
Lockett dan Blackman, 1992). Oleh karena itu, kinerja teknologi informasi
(selanjutnya disebut  IT Performance) pada perusahaan jasa konstruksi
mencerminkan kinerja peusahaan secara  keseluruhan yang berpengaruh positif
pada SCA (Goodhue et al., 1996).

Menurut Goodhue et al. (1996), kendala utama yang muncul akibat
ketertinggalan dalam perkembangan unit dan sistem teknologi informasi adalah
relatif menurunnya kecepatan komputasi dan lalu lintas data dibandingkan dengan
perusahaan pesaing. Masih menurut Goodhue et al. (1996), teknologi informasi
yang digunakan juga harus efektif, yaitu selaras dengan tujuan strategis
perusahaan, agar tercipta efisiensi optimal. Dari kedua pendapat di atas, dapat
dikatakan bahwa kinerja teknologi informasi merupakan kecepatan komputasi,
kecepatan lalu lintas data dan keselarasannya dengan tujuan strategis perusahaan.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, perusahaan jasa
konstruksi seharusnya mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerjanya dan segera menerapkannya secara efektif dan efisien. 

Pertanyaannya, apakah kinerja  teknologi informasi benar-benar
berhubungan kausal positif terhadap SCA.  Pertanyaan tersebut muncul dari
kenyataan bahwa beberapa perusahaan yang menggunakan teknologi informasi
sama, menghasilkan SCA yang berbeda.  Penelitian Mukhopaday et al (1997)
menunjukkan hubungan positif antara pengaruh teknologi informasi terhadap
proses produksi yang akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk sehingga
meningkatkan SCA.  Akan tetapi pada penelitian Banker dan Kauffman (1988)
dalam Powell dan Micallef (1997) menunjukkan hubungan tidak signifikan antara
aplikasi teknologi informasi dengan SCA. Bahkan penelitian yang dilakukan oleh
Kettinger, Grover, Guha dan Segars  (1994) dalam Powell dan Micallef (1997)
terhadap 30 kasus teknologi informasi dari tahun 1970-an sampai dengan 1980-an
menunjukkan bahwa selama 5 tahun penerapan teknologi informasi, 21 dari 30
prusahaan tersebut mengalami penurunan keunggulan bersaing dalam pangsa
pasar, keuntungan atau keduanya.  Munculnya  resource based theory mulai
memperjelas hubungan antara kinerja teknologi informasi dengan SCA. Konsep
dasar  resource based theory menyatakan bahwa basis bagi SCA adalah
terdapatnya kombinasi unik sumber daya dan kapabilitasnya (Ferdinand, 2003).

Benjamin & Levinson (1993) mengklasifikasi sumber daya menjadi tiga, yaitu:
1.  Budaya orgasnisasi.
Anggota organisasi merupakan pengendali, perancang dan perencana sistem
teknologi informasi.
2.  Sumber daya bisnis (selajutnya disebut  business resource), yaitu keselarasan
sistem IT dengan manajemen bisnis.
3.  Sumber daya teknologi  (selanjutnya disebut  technology resource) yang
digunakan dalam perangkat sistem IT.

Lebih lanjut dikatakan bahwa keberhasilan kinerja teknologi informasi tergantung
pada integrasi ketiga sumber daya ini. Keen (1993) membagi sumber daya
perusahaan menjadi sumber daya manusia dalam organisasi, bisnis dan teknologi
serta mengembangkan kerangka fusi yang sangat terkait  resource based theory
dengan mengemukakan bahwa kunci keberhasilan teknologi informasi terletak
pada kapasitas organisasi untuk memfungsikan teknolgi informasi dengan
keunggulan spesifik perusahaan yang tertanam dalam sumber daya manusia dalam
organisasi, sumber daya bisnis dan  sumber daya teknologi yang telah ada.

Clemons dan Row (1993) mengemukakan bahwa teknologi informasi
menciptakan keunggulan dengan menggunakan atau mengeksploitasi sumber daya
manusia dan bisnis yang telah ada.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena di atas, inti  permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan pada
perusahaan jasa konstruksi melalui kinerja teknologi informasi dan inovasi
teknologi. Dari perumusan masalah tersebut, dapat diturunkan pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1.  Apakah kinerja teknologi informasi  (IT performance) memberikan pengaruh
positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (SCA)?
2.  Apakah budaya organisasi memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
teknologi informasi (IT perform`nce)?
3.  Apakah sumber daya bisnis (business resource) memberikan pengaruh positif
terhadap IT performance?
4.  Apakah sumber daya teknologi (technology resource) memberikan pengaruh
positif terhadap IT performance?
5.  Apakah inovasi teknologi memberikan pengaruh positif terhadap keunggulan
bersaing berkelanjutan?
6.  Apakah kompleksitas aset khusus memberikan pengaruh positif terhadap
inovasi teknologi?
7.  Apakah diferensiasi memberikan pengaruh positif terhadap inovasi teknologi?

1.3. Batasan Penelitian
Pelitian ini hanya berfokus pada unit dan sistem teknologi informasi di
dalam kantor perusahan jasa  konstruksi serta lalu lintas (transfer) data antar
bagian dalam kantor dan antara kantor dengan lapangan (site).
Inovasi teknologi meliputi seluruh  aspek, tetapi hanya dibahas yang
mempunyai dampak positif pada dunia kontruksi gedung, jalan, bangunan air dan
jembatan karena perusahaan jasa  konstruksi skala besar Indonesia hanya
menangani proyek di dunia teknik sipil (civil engineering) yang meliputi
konstruksi gedung, jalan, bangunan air dan jembatan termasuk aspek
geotekniknya. 

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1.  Menganalisis pengaruh  IT performance terhadap kdunggulan bersaing
berkelanjutan.
2.  Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap IT performance.
3.  Menganalisis pengaruh business resource terhadap IT performance.
4.  Menganalisis pengaruh technology resource terhadap IT performance.
5.  Menganalisis pengaruh inovasi teknologi terhadap keunggulan bersaing
berkelanjutan.
6.  Menganalisis pengaruh kompleksitas aset khusus terhadap inovasi teknologi.
7.  Menganalisis pengaruh diferensiasi terhadap inovasi teknologi.

1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1.  Akademisi bidang manajemen stratejik  untuk mengetahui secara lebih baik
pengaruh IT perfomance dan inovasi teknologi terhadap keunggulan bersaing
berkelanjutan.
2.  Memberikan sumbangan pengembangan  ilmu pengetahuan kepada peneliti
berikutnya, khususnya di bidang manajemen stratejik.
3.  Bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam manajemen stratejik
pada perusahaan jasa konstruksi.

full download PDF - konsultasi gratis via facebook

No comments:

Post a Comment